Pendamping Desas – Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana setiap detiknya diisi dengan ibadah dan kebaikan.
Menjelang waktu berbuka puasa, masjid dan musala biasanya dipenuhi dengan jamaah yang mendengarkan kultum atau ceramah singkat. Kultum ini menjadi penyejuk hati dan pengingat akan makna puasa yang sebenarnya.
Mengapa Teks Kultum Menjelang Berbuka Puasa Penting?
Teks kultum menjelang berbuka puasa memiliki peran yang sangat penting dalam mengisi waktu sebelum azan magrib berkumandang. Berikut adalah beberapa alasannya:
- Pengingat Makna Puasa: Teks kultum mengingatkan kita akan hakikat puasa, bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan.
- Penambah Ilmu Agama: Melalui teks kultum, kita dapat menambah pengetahuan tentang agama Islam, baik itu tentang keutamaan Ramadan, kisah-kisah inspiratif, maupun nasihat-nasihat bijak.
- Penenang Hati: Mendengarkan teks kultum dapat menenangkan hati dan pikiran yang lelah setelah seharian berpuasa.
- Penguat Silaturahmi: Kultum yang disampaikan di masjid atau musala menjadi momen kebersamaan yang mempererat tali silaturahmi antarjamaah.
Tema-Tema Menarik dalam Teks Kultum Menjelang Berbuka Puasa
Ada banyak tema menarik yang dapat diangkat dalam teks kultum menjelang berbuka puasa. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Keutamaan Waktu Berbuka Puasa: Menjelaskan tentang keistimewaan waktu berbuka puasa dan doa-doa yang dianjurkan.
- Hikmah Menahan Diri: Mengupas hikmah dari menahan diri selama berpuasa, baik itu menahan lapar, haus, maupun hawa nafsu.
- Indahnya Berbagi di Bulan Ramadan: Mengajak jamaah untuk memperbanyak sedekah dan berbagi kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
- Refleksi Diri di Penghujung Hari: Mengajak jamaah untuk merenungkan amalan-amalan yang telah dilakukan sepanjang hari dan memperbaiki diri di hari-hari berikutnya.
- Kisah-Kisah Inspiratif Para Sahabat: Menceritakan kisah-kisah inspiratif dari para sahabat Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan ibadah puasa.
- Mensyukuri Nikmat Allah SWT: Mengajak jamaah untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, terutama nikmat iman dan Islam.
- Persiapan Menyambut Malam Lailatul Qadar: Memberikan penjelasan mengenai malam Lailatul Qadar, dan bagaimana cara memperoleh keutamaan malam tersebut.
Kultum Singkat Ramadhan 2025 Sebelum Berbuka tentang Bersyukur
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
الحَمْدِ للهِ حَمْدًا يَلِيْقُ بِجَلَالِ وَجْهِهِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahi hamdan yaliiqu bijalaali wajhihi wa ‘azhiimi sulthaanihi, wa asyhadu allaa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu, shalawaatullaahi wa salaamuhu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa ashhaabihi wa man saara ‘alaa nahjihi ilaa yaumiddiini, amma ba’du.
Segala puji bagi Allah pujian yang pantas dengan kebesaran wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) melainkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, shalawat dan salam selalu tercurah kepadanya, keluarga, sahabat, dan siapa saja yang menempuh jalannya hingga hari pembalasan. Amma ba’du,
Alhamdulillah, kita dapat berkumpul dalam majelis ilmu spesial bulan Ramadan 2023 yang insyaallah diberkahi Allah Swt. Dai pada kesempatan ini akan menyampaikan kultum singkat Ramadan 2023 tentang bersyukur.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Salah satu perbuatan mulia yang seyogyanya dimiliki setiap muslim adalah selalu bersyukur. Bersyukur merupakan bentuk terima kasih kepada Allah Swt. atas segala nikmat seperti kesehatan, kebahagiaan, iman, hingga Islam yang telah diberikan kepada hambaNya.
‘Abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi, seorang ulama asal Iran abad ke-5, dalam kitab ar-Risalatul Qusyairiyyah (2010), menjelaskan bahwa hakikat syukur adalah pengakuan atas nikmat Allah, Zat pemberi nikmat, dengan jalan ketundukan.
Di sisi lain, hakikat syukur juga dapat dimaknai pujian kepada orang yang telah berbuat baik dengan menyebut kebaikannya. Namun, dalam pembahasan kultum ini, dai akan lebih berfokus kepada bersyukur pada nikmat yang diberikan Allah Swt.
Bersyukur bukanlah tindakan yang sia-sia untuk dilakukan kaum muslim. Bersyukur memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan, lebih bahagia dan optimis bagi pengamalnya. Selain itu, bersyukur bermanfaat untuk diri manusia sendiri sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Luqman ayat 12:
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
Arab Latinnya:
Wa laqad ātainā luqmānal-ḥikmata anisykur lillāh(i), wa may yasykur fa’innamā yasykuru linafsih(ī), wa man kafara fa’innallāha ganiyyun ḥamīd(un).
Artinya:
“Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, ‘Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur [tidak bersyukur], sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,’”(QS. Al-Luqman [31]: 12).
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
‘Abd al-Karim bin Hawazin al-Qusyairi, masih dari kitab ar-Risalatul Qusyairiyyah, menjelaskan bahwa syukur atas nikmat Allah Swt. diucapkan dengan mulut serta disadari melalui hati. Sementara itu, sebagian ulama membagi syukur dalam 3 ekspresi.
Pertama, pengakuan dengan lisan atas nikmat Allah Swt. Kedua, kepatuhan anggota badan dengan menunaikan ibadah yang diperintahkan. Ketiga, syukur hati dengan musyahadah.
Bersyukur merupakan akhlak mulia yang seharusnya dimiliki setiap individu kaum muslim. Rasulullah Saw. sebagai insan yang dijamin masuk surga sekalipun, tetap bersyukur kepada Allah Swt.
Dilansir laman NU Online “Syukur dalam Kajian Para Sufi” (2021) oleh Alhafiz Kurniawan, dalam riwayat hadis dari Atha dan Ubaid bin Umair, yang pernah menemui Aisyah ra., mengatakan:
“Kabarkan kepada kami apa yang paling mengherankanmu dari perbuatan Rasulullah saw!” kata Atha.
Siti Aisyah Ra menangis. Ia kemudian bercerita bahwa suatu malam Rasulullah Saw mendatanginya dan berbaring di kasurnya atau di dalam selimutnya sehingga kulit keduanya saling bersentuhan.
“Wahai putri Abu Bakar, biarkan aku beribadah kepada Allah malam ini,” katanya.
“Aku senang dekat denganmu Rasulullah,” jawab Aisyah Ra.
Rasulullah Saw. kemudian mendekati kirbat berisi air dan berwudhu. Pada kesempatan ini Rasulullah menuang banyak air untuk wudhunya. Aisyah pun merelakan suaminya beribadah menghidupkan malam.
Rasulullah Saw. mulai melakukan shalat. Ia menangis. Air matanya mengalir sehingga membasahi dadanya. Ia turun untuk rukuk. Pada rukuk ini ia juga menangis. Kemudian iktidal dan sujud. Ia juga bersujud dalam keadaan menangis. Bangun dari sujud ia juga menangis.
Rasulullah Saw. terus melakukan shalat dengan menangis sepanjang malam sampai Bilal ra datang untuk mengabarkannya azan subuh.
“Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosamu yang dahulu dan kemudian,” tanya Aisyah Ra.
“Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur dan mengapa aku tidak melakukannya?” jawab Rasulullah.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Demikianlah kultum singkat Ramadan 2025 sebelum berbuka puasa tentang “Bersyukur”. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang bersyukur, dan dijauhkan dari sifat kufur nikmat. Terlebih lagi Allah Swt. menjadi rida terkait ibadah yang kita tunaikan selama Ramadan 2025. Amin amin ya rabbal alamin.
Akhirul kalam wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tips Membuat Teks Kultum yang Menarik dan Mudah Dipahami
- Gunakan Bahasa yang Sederhana: Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan, hindari penggunaan bahasa yang terlalu tinggi atau sulit dipahami.
- Sampaikan dengan Singkat dan Padat: Usahakan teks kultum tidak terlalu panjang, sampaikan poin-poin penting secara singkat dan padat.
- Sertakan Dalil yang Kuat: Sertakan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadis untuk memperkuat argumen yang disampaikan.
- Berikan Contoh yang Konkret: Berikan contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari agar jamaah lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
- Sampaikan dengan Penuh Semangat: Sampaikan teks kultum dengan penuh semangat dan antusias agar jamaah tertarik untuk mendengarkan.
- Sisipkan Humor yang Tidak Berlebihan: Tidak ada salahnya menyelipkan humor untuk mencairkan suasana, tetapi jangan berlebihan.