Waspada! Pakar Ungkap Risiko Pencurian Data Lewat Hotspot Publik

Oleh

PendampingDesa

Pendamping Desa – Baru-baru ini, jagat media sosial X diramaikan dengan perbincangan mengenai pengalaman seorang warganet yang dihampiri orang tak dikenal dan dimintai hotspot/tethering.

Sebagai informasi, hotspot atau tethering merupakan fitur yang memungkinkan perangkat seluler, misalnya smartphone, untuk membagikan koneksi internet yang dimilikinya kepada perangkat lain.

Berikut adalah kutipan salah satu unggahan yang viral di media sosial X:

“[SCAM] Siapapun yang diluar sana kalau ada orang dengan pakaian lusuh acak kaduk minta hotspot ke kalian jangan dikasih saranin ke opsi lain ini barusan terjadi ke aku tapi alhamdulillah digagalkan sama feelingku yang ga enak.” – @bibl***

Unggahan tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah utas yang menceritakan kronologi pengalaman pengguna akun tersebut saat didekati oleh orang asing yang meminta akses hotspot. Dalam utas tersebut, pemilik akun menjelaskan bahwa ia menolak permintaan tersebut karena di lokasi kejadian sudah tersedia fasilitas wi-fi publik yang bisa digunakan secara gratis.

Pemilik akun tersebut merasa curiga, karena alih-alih memanfaatkan wi-fi publik yang tersedia, orang asing itu justru meminta hotspot. Ia menduga bahwa orang asing tersebut memiliki niat untuk melakukan scam.

Istilah scam merujuk pada tindakan penipuan yang bertujuan untuk memperoleh uang, barang berharga, atau informasi pribadi dari korban, terutama dalam ranah digital.

Pertanyaannya, mungkinkah tindakan penipuan semacam ini dilakukan melalui perantara hotspot?

Baca juga: Cara Mengubah Nama dan Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

Mungkinkah pencurian data terjadi melalui hotspot?

Pendamping Desa menghubungi Alfons Tanujaya, seorang pakar keamanan siber dan IT dari Vaksincom, pada hari Rabu, 30 April 2025, untuk mendapatkan penjelasannya terkait isu ini.

Alfons menjelaskan bahwa kasus scam atau pencurian data melalui hotspot tergolong jarang terjadi.

“Justru, biasanya pemilik wi-fi atau hotspot lah yang memiliki potensi untuk menyadap dan mencuri data,” jelas Alfons.

Namun, jika seandainya ada kasus pencurian data yang terjadi melalui perantara hotspot, kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh adanya celah keamanan yang belum diperbaiki dengan baik. 

“Perangkat yang membagikan koneksi wi-fi atau hotspot mungkin memiliki kerentanan dan belum mendapatkan patch keamanan yang diperlukan, sehingga berpotensi untuk dieksploitasi,” imbuh Alfons.

Baca juga: Cara Membatasi Jumlah Perangkat yang Tersambung Hotspot di Ponsel Android

Perkuat Enkripsi untuk Melindungi Hotspot

Alfons menyarankan bahwa cara teraman untuk menghindari pencurian data atau kejahatan digital lainnya adalah dengan menghindari berbagi hotspot.

“Sederhananya, sebisa mungkin hindari membagikan hotspot,” tegas Alfons.

Namun, jika Anda tetap ingin berbagi hotspot, terutama dengan orang asing, usahakan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko pencurian data, misalnya:

  • Membatasi durasi penggunaan hotspot
  • Menggunakan password yang kompleks dan sulit ditebak
  • Mengaktifkan enkripsi perlindungan pada hotspot.

“Langkah-langkah ini penting untuk dilakukan agar hotspot tidak mudah diretas,” lanjut Alfons.

Baca juga: WiFi dengan Alamat IP 172.16.42.x Disebut Rentan Peretasan, Begini Kata Ahli

Potensi Risiko Membagikan Hotspot kepada Orang Lain

Selain risiko pencurian data, Alfons juga menjelaskan berbagai risiko lain yang dapat menimpa perangkat kita jika kita membagikan hotspot kepada orang lain.

1. Kuota Bandwidth Terpakai oleh Orang Lain.

Ketika kita membagikan hotspot kepada orang lain, berarti jatah kecepatan atau kapasitas internet (bandwidth) kita sedang digunakan oleh orang lain tersebut.

Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kecepatan internet yang kita gunakan.

2. IP Pemilik Hotspot Berpotensi Teridentifikasi Jika Terjadi Kejahatan.

“Jika ada oknum penipu yang menggunakan hotspot kita untuk melakukan aktivitas yang melanggar hukum, maka internet protocol (IP) kita lah yang akan teridentifikasi,” terang Alfons.

Apabila orang yang mengakses hotspot kita melakukan penipuan atau tindak kejahatan, kita sebagai pemilik hotspot yang berpotensi dianggap sebagai pelaku.

“Hal itu jelas sangat membahayakan,” tegas Alfons.

3. Baterai Ponsel Lebih Cepat Habis

“Baterai ponsel akan lebih cepat terkuras jika kita mengaktifkan hotspot,” jelas Alfons.

Baca juga: Cara Mengganti Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

4. File Sharing Berpotensi Diakses oleh Pengguna Hotspot.

Risiko ini dapat terjadi jika kita memiliki dokumen atau folder yang aksesnya kita buka untuk perangkat lain dalam jaringan yang sama.

“Jika ada file sharing di perangkat kita yang terhubung ke Wi-Fi, maka file tersebut berpotensi diakses oleh pengguna hotspot,” jelas Alfons.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan keamanan file yang kita miliki dan menonaktifkan fitur file sharing jika ada.

5. Potensi Dieksploitasi dan Disisipi Malware

Alfons menjelaskan bahwa pengguna yang mengakses hotspot kita berpotensi mengeksploitasi perangkat kita, terutama jika mereka menemukan celah keamanan.

Alfons menegaskan bahwa pengakses hotspot bahkan bisa saja mengambil alih kendali perangkat kita dan/atau menanamkan kode jahat atau malware.

Baca juga: Tanda-tanda HP Di-hack karena Pakai WiFi Publik Gratisan, Ketahui Sebelum Terlambat

Share:

[addtoany]