Pendamping Desa – Google Gemini kini menghadirkan kemampuan revolusioner: edit dan modifikasi gambar langsung, baik gambar hasil kreasi AI maupun foto pribadi Anda. Semua ini dapat dilakukan langsung di aplikasi maupun melalui web Gemini.
Kemampuan luar biasa ini terwujud berkat peluncuran resmi fitur pengeditan gambar *native* oleh Google di Gemini, sebuah inovasi yang baru saja diperkenalkan.
Dalam pengumuman di blog resminya, Google menyatakan bahwa peluncuran fitur pengeditan gambar *native* di Gemini dimulai secara bertahap hari ini, dan akan menjangkau lebih dari 45 bahasa di berbagai negara dalam beberapa minggu mendatang.
Berdasarkan pantauan KompasTekno, Kamis (8/4/2025), fitur pengeditan gambar *native* ini sudah dapat dinikmati oleh pengguna Gemini di Indonesia, baik melalui aplikasi seluler maupun *platform* web.
Baca juga: Google Rilis Gemini 2.5 Flash, Model AI yang Irit Daya dan Kencang
Fitur pengeditan gambar *native* ini memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai perubahan kreatif, mulai dari mengganti latar belakang, menambahkan atau mengganti objek, hingga menyisipkan elemen baru yang segar ke dalam gambar.
Sebagai contoh, Anda dapat mengunggah foto pribadi dan meminta Gemini untuk memvisualisasikan bagaimana penampilan Anda dengan warna rambut yang berbeda. Atau, Anda bisa meminta AI Gemini untuk menambahkan aksesori lucu, seperti topi unik, ke foto hewan peliharaan kesayangan Anda (seperti yang terlihat pada gambar di atas).
Proses pengeditan langsung di Gemini dirancang secara bertahap, memungkinkan pengguna untuk menumpuk perubahan tanpa perlu memulai dari awal jika ingin melakukan penyesuaian lebih lanjut.
Didukung model Gemini 2.0 Flash
Fitur pengeditan gambar *native* yang inovatif ini didukung oleh Gemini 2.0 Flash, model AI multimodal terbaru dari Google yang dirancang untuk memahami konteks visual dan tekstual secara mendalam.
Google pertama kali memperkenalkan model bahasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terbarunya, Gemini 2.0 Flash, pada bulan Desember 2024. Kemudian, model AI canggih ini secara resmi dirilis kepada khalayak luas pada bulan Februari 2025.
Model AI Gemini 2.0 Flash ini adalah penerus dari Gemini 1.5 Flash yang diperkenalkan pada bulan Mei sebelumnya. Sebagai generasi penerus, Gemini 2.0 Flash dilengkapi dengan serangkaian kemampuan baru yang ditingkatkan. Gemini 2.0 Flash telah mengintegrasikan input multimodal, penalaran yang disempurnakan, dan pemahaman bahasa alami untuk menghasilkan gambar yang lebih realistis.
Baca juga: Edit Foto di Feed Instagram Kini Lebih Mudah, Tak Perlu Aplikasi Ketiga
Dengan kombinasi pemahaman bahasa alami yang mendalam, penalaran tingkat lanjut, dan kemampuan visual yang realistis, Gemini diklaim mampu menjaga konsistensi tekstur, pencahayaan, dan perspektif saat melakukan berbagai perubahan dalam satu gambar.
Model ini juga unggul dalam mempertahankan konsistensi elemen visual, memahami konteks dunia nyata (misalnya, saat menggambarkan resep masakan), serta mampu merender teks dalam gambar dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan model lainnya.
Hal ini menjadikannya sangat ideal untuk membuat konten visual yang menarik, seperti poster, undangan, atau unggahan media sosial yang memukau.
Google menekankan bahwa fitur ini akan sangat bermanfaat bagi berbagai kalangan. Contohnya, guru dapat membuat storyboard ilustratif secara instan, desainer dapat menyusun portofolio produk yang menarik, dan arsitek dapat memvisualisasikan revisi desain bangunan secara *real-time* selama rapat.
Untuk memastikan keamanan dan penggunaan yang etis, setiap gambar yang dihasilkan melalui pengeditan AI akan ditandai dengan dua *watermark*: satu yang terlihat jelas dan satu lagi yang tersembunyi menggunakan teknologi SynthID, sebagaimana dilaporkan oleh KompasTekno dari TechCrunch, Rabu (7/5/2025).
Sempat picu kontroversi
Sebelum diluncurkan secara luas, kemampuan pengeditan gambar *native* yang didukung oleh Gemini 2.0 Flash versi eksperimental ini terlebih dahulu diuji coba melalui *platform* pengembang (developer) aplikasi Google, AI Studio.
Pada saat itu, sejumlah pengguna internet menemukan bahwa model AI tersebut memiliki kemampuan untuk menghapus tanda air (watermark) dari gambar yang dilindungi hak cipta, seperti yang dimiliki oleh perusahaan media *stock* terkemuka seperti Getty Images dan ShutterStock.
Kasus penggunaan Gemini 2.0 Flash eksperimental untuk menghilangkan *watermark* ini memicu kontroversi karena berpotensi melanggar hak cipta.
Tanda air digunakan oleh perusahaan media *stock*, fotografer, desainer, ilustrator, dan kreator lainnya untuk melindungi karya mereka dari penggunaan tanpa izin dan pencurian konten.
Seperti yang dilaporkan oleh TechCrunch, menghapus tanda air tanpa persetujuan dari pemilik aslinya dianggap ilegal menurut hukum hak cipta AS.
Dengan adanya skenario penggunaan ini, pemegang hak cipta kemungkinan besar akan mempersoalkan kurangnya batasan penggunaan Gemini 2.0 Flash “eksperimental”.
Baca juga: AI Google Gemini Terbaru Bisa Hapus Watermark, Ini Kata Google
Pasalnya, jika dibandingkan dengan model AI generator gambar lainnya, termasuk Claude 3.7 Sonnet milik Anthropic dan GPT-4o milik OpenAI, keduanya secara tegas menolak untuk menghapus tanda air dari gambar. Bahkan, Claude menolak dengan alasan bahwa penghapusan tanda air dari gambar “tidak etis dan berpotensi ilegal”.
Google pun memberikan tanggapan terkait penggunaan Gemini 2.0 Flash eksperimental untuk menghapus *watermark*. Seorang juru bicara Google menyatakan bahwa penggunaan AI generatif Google untuk melanggar hak cipta merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanan Google Gemini.
Meskipun Google tidak secara spesifik menyebutkan bagaimana mereka akan mengatasi kemampuan kontroversial ini, mereka menegaskan bahwa pihaknya akan mendengarkan masukan dari para pengembang, mengingat Gemini 2.0 Flash masih dalam tahap eksperimental.
“Penggunaan alat AI generatif Google untuk terlibat dalam pelanggaran hak cipta merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanan kami. Seperti halnya semua rilis eksperimental, kami memantau dengan saksama dan mendengarkan masukan dari pengembang,” kata juru bicara Google, pada bulan Maret lalu.