Home » Berita » 5 Teks Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit Mudah

5 Teks Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit Mudah

Oleh

PendampingDesa

Teks Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit

Pendamping Desa – Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Di bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan di bulan Ramadhan adalah kultum (kuliah tujuh menit) setelah shalat tarawih.

Kultum Ramadhan dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan motivasi kepada jamaah. Berikut adalah 5 contoh kultum Ramadhan 2025 singkat 7 menit dengan berbagai tema:

1. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit Mengawali Ramadan dengan Senyuman

Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jamaah yang Dirahmati Allah

Baca Juga  Kesempatan Emas! Inilah Cara Mendaftar Pendamping Desa 2025 dengan Mudah

Dalam Islam, ketika kita bertemu atau bersama orang lain, maka kita sangat dianjurkan untuk menampakkan wajah ceria dan senantiasa tersenyum. Sebaliknya, kita dilarang menampakkan wajah cemberut.

Hal ini tentu juga berlaku saat kita menyambut dan bertemu kembali dengan Ramadan. Senyum merupakan simbol kebahagiaan. Saat mengawali Ramadan sudah seyogianya seorang muslim dan muslimah bahagia bertemu dengannya.

Kita dapat membayangkan bahwa Ramadan itu bagaikan tamu agung yang akan berkunjung ke rumah kita. Laiknya tamu agung, kita pun perlu mempersiapkan jamuan yang pantas atas kedatangan tamu agung yang ditunggu-tunggu itu. Jamuan yang pantas kita sajikan untuk Ramadan berupa amal-amal ibadah, baik yang individual maupun sosial.

Baca juga: 100+ Kata-kata Menyambut Bulan Ramadhan 2025 yang Memotivasi dan Menyentuh Hati

Bapak Ibu yang Dimuliakan Allah

Ibadah individual dapat dilakukan dengan cara konsisten menjalankan shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an, melakukan ibadah umrah pada bulan Ramadan bila memungkinkan, dan terus berupaya memperbaiki diri. Sementara itu, ibadah sosial selama Ramadan dapat ditingkatkan dengan cara menyiapkan takjil untuk masyarakat yang membutuhkan, berderma kepada yang tidak mampu, dan menyantuni anak yatim, duafa, dan para janda.

Jamaah yang Dirahmati Allah

Saat Ramadan sudah dipastikan karena sudah terlihatnya hilal, sebagai ungkapan rasa syukur dan bahagia, Rasulullah saw. pun memanjatkan doa kepada Allah sebagaimana riwayat dari Thalhah bin Ubaidillah.

عن طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الهِلَالَ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِاليُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، رَبِّي
وَرَبُّكَ اللَّهُ» : «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ»

Diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu ketika telah melihat hilal Ramadan, beliau berdoa; Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah (Ya Allah jadikanlah hilal (bulan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” Hadis ini merupakan hadis hasan Gharib (HR Tirmidzi).

Jamaah rahimakumullah

Saking banyak keberkahan di bulan Ramadan terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Mas‘ud sebagai berikut:

“Kalau para hamba Allah tahu (secara kasat mata) keberkahan dalam bulan Ramadan, pasti umatku akan berharap supaya setahun penuh itu bulan Ramadan semua.” (HR Ibn Abi al-Dunya, nomor 22)

Jamaah yahfazhukumllah Rasulullah selalu mengabarkan kepada para sahabatnya mengenai datangnya Ramadan sebagaimana riwayat Abu Hurairah berikut:

“Dari Abu Hurairah yang menyampaikan bahwa Rasulullah saw. pernah berpesan, ‘Ramadan itu sungguh telah datang. Ia merupakan bulan berkah. Allah mewajibkan puasa Ramadan kepada kalian. Saat Ramadan tiba, pintu surga terbuka, pintu neraka tertutup, dan para setan pun terikat. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tak memperoleh kebaikannya itu tak memperoleh apa-apa.'” (HR Ahmad; Nomor 7148)

Hadirin yang dimuliakan Allah Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaif al-Ma‘arif mengatakan:

وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمٍ رَمَضَانَ

Nabi Muhammad saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadan.

قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: هَذَا الْحَدِيثُ أَصْلٌ فِي تَهْنِئَةِ النَّاسِ بَعْضَهُمْ بَعْضًا
بِشَهْرِ رَمَضَان

Sebagian ulama berpendapat bahwa hadis ini (hadis yang ketiga dalam tulisan ini) menjadi dasar dalam mengucapkan “selamat menyambut kedatangan bulan Ramadan” di antara satu sama lain ketika menjelang bulan Ramadan.

Di Indonesia tahniah tersebut biasanya diungkapkan dengan kalimat “ahlan wa sahlan ya ramadan”. Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut bulan Ramadan harus ditampakkan satu sama lain.

Semoga kita dapat mengawali Ramadan dengan penuh senyum, suka-cita dan kegembiraan sehingga kita dapat melaksanakan anjuran-anjuran Nabi dan para ulama mengenai memperbanyak ibadah bulan Ramadan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

sumber: Buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan dari Kemenag

2. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit: Menghitung Nikmat yang Tak Terhingga

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, mari kita sejenak merenungkan betapa besarnya nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. Terkadang, kita terlalu fokus pada hal-hal yang belum kita miliki, sehingga lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan.

Coba kita hitung, berapa banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita? Nikmat iman, Islam, kesehatan, keluarga, rezeki, dan masih banyak lagi. Bahkan, setiap hembusan napas yang kita hirup adalah nikmat yang tak ternilai harganya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13). Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.

Bersyukur bukan hanya sekadar mengucapkan “Alhamdulillah”, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata. Caranya, dengan menggunakan nikmat tersebut untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Misalnya, menggunakan kesehatan untuk berpuasa dan shalat tarawih, menggunakan rezeki untuk bersedekah, dan menggunakan ilmu untuk menyebarkan kebaikan.

Dengan bersyukur, hati kita akan menjadi lebih tenang dan bahagia. Kita akan merasa cukup dengan apa yang kita miliki, dan tidak mudah iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Selain itu, Allah SWT juga berjanji akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yang bersyukur.

Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang pandai bersyukur.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit Bersyukur di Tengah Ujian

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Kehidupan di dunia ini tidak selalu berjalan mulus. Terkadang, kita dihadapkan pada berbagai ujian dan cobaan. Namun, di tengah ujian sekalipun, kita tetap harus bersyukur kepada Allah SWT.

Mengapa? Karena setiap ujian yang diberikan Allah SWT pasti mengandung hikmah dan pelajaran berharga. Ujian tersebut dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita, serta menghapus dosa-dosa kita.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan 1 buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 2 155).

Dalam ayat ini, Allah SWT menjanjikan berita gembira bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian. Kesabaran tersebut merupakan salah satu bentuk rasa syukur kita kepada-Nya.

Selain itu, bersyukur di tengah ujian juga dapat membuat hati kita lebih lapang dan tenang. Kita akan merasa bahwa Allah SWT selalu bersama kita, dan tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya.

Oleh karena itu, mari kita hadapi setiap ujian dengan sabar dan syukur. Yakinlah, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Dan, setiap ujian yang kita lalui akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bersyukur dalam segala keadaan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit Amalan-Amalan Ringan di Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Bulan Ramadhan menjadi kesempatan setiap orang beramal ibadah dimulai dari kebaikan sekecil apapun. Agar bulan Ramadhan tidak lewat dengan sia-sia, maka ada beberapa amalan yang mampu dilakukan setiap orang dengan cukup mudah.

Dzikir

Berdzikir tidak membutuhkan persiapan apapun, bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Serta mampu dilakukan sembari melakukan pekerjaan lain seperti bersih-bersih rumah, mengendarai kendaraan dan lain sebagainya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d: 28).

Sementara dalam sebuah hadits Dari Abdullah bin Busr –radhiyallahu ‘anhu-, bahwasanya seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tuntutan dalam syari’at Islam sudah cukup banyak untukku, maka beritahukan padaku tentang sesuatu yang aku (mampu) berpegang (konsisten) dengannya”. Lalu Beliau -shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda, “(Buatlah) lisanmu selalu basah dengan berdzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi)

Berakhlak Mulia

Akhlak mulia itu mudah disampaikan dan digambarkan, tetapi sulit dalam penerapan. Bagaimana menjadikan ucapan dari lisan, dan perbuatan agar selalu bernilai kebaikan dan tidak menyakiti orang lain.

Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi).

Di hadits yang lain, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi).

Bersedekah Rutin Setiap Hari

Bersedekah dalam bentuk materi tentu membutuhkan modal berupa uang atau barang yang bisa disedekahkan. Akan tetapi itu tetap bisa terlaksana walaupun dengan nominal yang tidak banyak, tetapi dilakukan dengan rutin setiap hari.

Dalam sebuah hadits disebutkan dari Abu Darda’ –radhiyallahu anhu– Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam– bersabda, “Setiap pagi yang dilalui seseorang, ada dua malaikat yang turun, yang pertama berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq.’ Sementara yang kedua berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang yang pelit.’” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mendoakan Kebaikan Bagi Orang Lain

Dalam keseharian, seringkali manusia memiliki keinginan untuk berbuat baik pada orang lain, terlebih lagi yang pernah menolongnya. Akan tetapi tidak semua orang mampu berbuat atau membalas kebaikan orang lain karena kondisi. Maka mendoakan kebaikan untuk orang lain menjadi alternatif, baik mendoakan orang lain agar dibalas dengan kebaikan yang lebih, atau mendoakan ampunan untuknya. Lebih baik lagi tanpa sepengetahuan orang tersebut.

Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, ”Tidaklah seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan untukmu juga kebaikan yang serupa’”. (HR. Muslim).

Memberi Makan Hewan

Islam sebagai agama kasih sayang bagi semua ciptaan Tuhan juga mengajarkan untuk berbuat baik tidak hanya pada sesama manusia, tetapi juga pada hewan. Sehingga seorang muslim yang baik, terlebih di bulan Ramadhan adalah seorang muslim yang berbuat baik pada hewan-hewan yang ada di sekitarnya, seperti kucing liar yang mudah ditemui.

Maka memberinya makan adalah salah satu alternatif yang tepat, baik itu makanan yang dibeli khusus untuk hewan, makanan sisa, atau menyisihkan sebagian porsi makanan untuk hewan tersebut.

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu–, bahwasanya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda,

“Pada suatu ketika ada seorang lelaki sedang berjalan dan ia merasa sangat kehausan, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah lalu membalasnya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah menolong binatang juga memperoleh pahala?”

Rasulullah menjawab, “Menolong setiap makhluk yang bernyawa itu ada nilai pahala (sebagai balasan atas perbuatan baik padanya).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Membelikan Makanan Berbuka Puasa

Seorang muslim yang baik adalah yang mengharapkan kebaikan pada seorang muslim lainnya sebagaimana dirinya mengharapkan mendapat kebaikan itu. Sehingga mentraktir atau membelikan makanan untuk berbuka puasa untuk seorang atau dua orang teman juga menjadi amalan mudah yang disarankan.

Rasulullah –shallalallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Barangsiapa yang memberi buka orang puasa, maka baginya pahala semisalnya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.” (HR. Tirmizi)

Membeli Dagangan Orang yang Butuh

Di bulan Ramadhan, semua orang berhak bahagia. Sehingga membahagiakan orang lain yang sedang membutuhkan juga termasuk amalan baik. Salah satu amalan baik yang mudah dan ringan itu adalah dengan membeli dagangan orang yang sedang membutuhkan, seperti penyandang difabel, pedagang yang berusia tua, fakir miskin, dan belanja di pasar tradisional. Jikapun tidak butuh, bisa saja apa yang dibeli itu kemudian diberikan pada orang lain.

Karena mereka yang sedang membutuhkan itu berjualan untuk mendapat keuntungan yang akan sangat bermanfaat untuk membeli kebutuhan sehari-harinya, membayar hutang, dan membiayai sekolah anak-anaknya. Itu jauh lebih baik daripada meminta-minta.

sumber: muhammadiyah.or.id

5. Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit Menyambut Ramadhan dengan Cinta

Demi cinta-Nya pada manusia, Allah SWT membuka banyak saluran dan jalan bagi keselamatan hamba-hamba-Nya, salah satunya lewat Ramadhan, bulan di mana Allah membuka selebar-lebarnya pintu cinta-Nya pada manusia.

Allah SWT adalah dzat pemilik cinta tak bersyarat, Dia mencintai semua hamba-Nya tanpa mengharap balasan apapun. Allah selalu mencintai hambaNya walaupun hamba itu berbuat dhalim dan terus membangkang perintah-Nya. Sebaliknya cinta manusia adalah cinta “karena” sesuatu. Manusia mencintai sesuatu karena sesuati itu ada manfaat bagi dirinya. Manusia beramal karena ingin mendapat balasan dan kebaikan.

Demi cinta-Nya tersebut Allah SWT membuka jalan bagi keselamatan dan kebahagiaan manusia. Salah satunya adalah dengan dikaruniakan-Nya Ramadhan sebagai bulan istimewa. Maka, tak berlebihan bila Ramadhan dikatakan sebagai bulan cinta, bulan di mana Allah SWT membuka pintu-pintu kecintaan-Nya.

Tanda cinta dari Allah SWT ini, digambarkan dengan sangat tepat oleh Rasullullah SAW, “wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azzawajallah memandang semua hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.”

Hadirin demikianlah, Ramadhan adalah bulan di mana Allah SWT memanggil semua hamba-Nya untuk kembali menuju hakekat hidup sebenarnya. Ada perumpamaan menarik dari seorang ulama, manusia diibaratkan anak-anak yang dikeluarkan dari rumahnya untuk bermain-main di halaman di dunia ini. Dalam QS. Al-An Am ayat 32 Allah berfirman, artinya: “dan kehidupan di dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.”

Karena itu, Ka’bah disebut sebagai rumah Allah (Baitullah), karena ke sanalah para jemaah haji berangkat, meninggalkan segala urusan di dunia mereka. Ramadhan pun disebut sebagai bulan Allah, karena pada bulan itulah kita pulang, kita meninggalkan halaman permainan kita.

Selama kita asyik bermain, kita sibuk membeli jajanan yang bermacam-macam: kekayaan, kekuasaan, kekuyuran, atau kesenangan duniawi lainnya. Kita lupa bahwa ada makanan lain yang lebih sehat dan lezat. Pada bulan Ramadhan itulah Allah telah mempersiapkan makanan berupa rahmat dan kasih sayang-Nya bagi kita yang bermain terlalu jauh dari rumah.

Ramadhan adalah bukti cinta Allah. Bahagia bertemu dengan Ramadhan sama artinya dengan bahgia bertemu Allah. Konsekuensinya jelas, “Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barang siapa tidak mencintai pertemuan denga Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya.” (Arti HR Bukhari).

Bila kita cinta Allah maka kita harus menyambut apapun yang dating dan diserukan-Nya, termasuk Ramadhan. Dalam ihya ulumuddi, Al-Ghazali menyatakan adalah sebuah kebohongan besar bila seseorang mencintai sesuatu tetapi ia tidak memiliki kecintaan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya. Al-Ghazali menulis ” bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah SWT tetapi ia tidak mencintai rasul-Nya; bohonglah orang yang mengaku mencintai Rasul-Nya, tetapi ia tidak mencintai kaum fakir dan miskin; dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga tetapi ia tidak mau menaati Allah SWT.”

Karena itu, Rasulluh SAW dan para sahabat selalu menyambut Ramadhan dengan suka cita. Bahkan sejak Rajab dan Sya’ban mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya. Termasuk dengan memperbanyak puasa dan amalan sunah lainnya. Siti Aisyah berkata, artinya “tidak pernah Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Sya’ban, da kalanya sebulan penuh hanya sedikit yang tidak puasa. (HR Bukhari Muslim).”

Tatkala cinta sudah berbicara, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia menyambut Ramadhan. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan semua keletihan tatkala menjalankan Ramadhan. Lewat cintalah semua yang pahit akan menjadi manis semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bahagia dan cinta dengan Ramadhan, dengan selalu memanfaatkan nilai-nilai ibadah, sehingga rahmat dan maghfirah Allah akan senantiasa kita peroleh.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 8 Kultum Ramadhan 2025 Singkat 7 Menit dengan Berbagai Tema, https://www.tribunnews.com/ramadan/2025/02/26/8-kultum-ramadhan-2025-singkat-7-menit-dengan-berbagai-tema?page=all.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Bobby Wiratama

Share: